Advertisement

Indonesia

Pentingnya peran swasta dalam pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan di Indonesia

Seiring meningkatnya perhatian dan kesadaran konsumen akan asal muasal makanan mereka, perusahaan swasta memberdayakan petani melalui solusi berkelanjutan dan membantu memastikan ketahanan pangan.

 Pentingnya peran swasta dalam pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan di Indonesia
Indonesia bekerja sama dengan swasta untuk memastikan sektor pertanian berjalan dengan baik dalam menghadapi ancaman ketahanan pangan.
25 Aug 2023 04:23PM

JAKARTA: Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk memastikan sektor pertanian di negara ini dapat bekerja dengan baik.

Upaya menghadapi ancaman ketahanan pangan ini muncul setelah invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu telah menyebabkan gangguan pada rantai pasokan makanan global. 

Para petani di Indonesia juga didorong untuk menggunakan solusi pertanian yang berkelanjutan untuk meningkatkan produksi tani mereka.

MENDORONG SEKTOR HORTIKULTURA

Sebagai petani skala kecil di Indonesia, Efrina Ginting telah menanam secara hidroponik selama delapan tahun terakhir.

Dengan bantuan dari perusahaan teknologi pertanian Beleaf Farms sebagai mitra, Efrina telah meningkatkan luas lahan pertaniannya menjadi hampir 1.000 meter persegi, tersebar di tiga rumah kaca pada dua lokasi di Jawa Barat. 

"Saya menanam bok choy sedikit, dan ketika mau panen saya tawarkan kepada mereka (Beleaf Farm) dan mereka ambil. Itulah bagaimana hubungan dengan mereka dimulai," kata Efrina kepada CNA.

"Setelah itu, mereka menawarkan saya untuk menanam tanaman yang diperlukan dan diminta saja. Tapi seluruh pertanian hanya harus menanam satu jenis tanaman - yaitu bok choy. Dari situlah kemitraan kami terjalin."

Beleaf Farms dimulai sebagai perusahaan hidroponik pada 2019 sebelum merambah aspek lainnya pada sektor hortikultura.

Pendiri perusahaan ini, Amrit Lakhiani, kepada CNA mengatakan bahwa banyak petani Indonesia yang kurang baik dalam hal hasil maupun kualitas pertaniannya, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Beleaf Farms membantu pertanian yang sudah ada dengan mengembangkan dan mengimplementasikan program baru yang disebut Farming as a Service.

Alih-alih memperluas pertanian mereka sendiri, tim Beleaf Farms memutuskan membantu para petani untuk mengembangkan dan mengimplementasikan program baru bernama Farming as a Service.

"Apa yang kami lakukan adalah membantu petani dengan hasil tanam mereka, dengan manajemen dan rotasi tanam. Para agronom dan pengawas kami bekerja dengan para petani untuk meningkatkan jumlah dan mutu tanaman. Dan ketika panen, kami membeli semua produksi mereka," kata Lakhiani.

Rahmat Hidayat, petani yang memproduksi 30kg bayam per hari untuk Beleaf Farms, awalnya khawatir kesepakatan dengan perusahaan swasta itu tidak akan adil untuk petani.

Dia tidak langsung menyetujui untuk bekerja sama dengan Beleaf Farms, karena ingin melihat lebih dulu apakah perusahaan itu akan menepati kontrak atau tidak.

"Saya mencoba bekerja dengan mereka sedikit demi sedikit, dan itu berlangsung selama hampir satu bulan dan sekarang hubungan kami berlanjut. Saat ini pendapatan dan pengeluaran kami sudah kelihatan," kata dia kepada CNA.

Perusahaan ini membantu pertanian dengan manajemen dan rotasi tanam, dan pada saat panen, mereka membeli semua hasil panen mereka.

Hasil tani yang dibeli Beleaf Farms dari petani diolah di fasilitas mereka di Jawa Barat untuk kemudian dijual kepada klien di dalam negeri, dan juga diekspor ke Singapura, Pakistan dan Bangladesh.

Beleaf Farms memiliki beberapa rumah kaca dan lahan pertanian untuk penelitian.

RISET ADALAH KUNCINYA

Riset dan pengembangan (R&D) sangat penting dalam menentukan produktivitas pertanian dan mempengaruhi harga pangan.

Muhammad Ifdhol Syawkoni, manajer R&D hidroponik di Beleaf Farms, mengatakan bahkan detail seperti seberapa banyak lubang pada setiap sistem hidroponik harus diriset dengan hati-hati.

"Tidak akan bisa jika, 'Oh, lubangnya banyak nih, ayo pakai semuanya,' karena kan patokannya adalah media tempat si akar itu tumbuh. Jika media itu terlalu kecil, di tempat produksi akan hanyut oleh air. Kalau kebesaran, akan terlalu banyak cost," kata dia kepada CNA.

Sejauh ini Beleaf Farms telah memiliki hampir 40 mitra, tapi untuk meyakinkan mereka tergabung dalam kemitraan ini tidak selalu mudah.

Penelitian dan pengembangan (R&D) sangat penting dalam menentukan produktivitas pertanian dan harga pangan.

Kepada CNA, Benny Januar Tannawi, kepala program Farming as a Service di Beleaf Farms, mengatakan proses mencari mitra seperti mencari jodoh.

"Ada petani yang sangat sulit direkrut, karena mungkin mereka tahu market, dia maunya harga pasar terus. Padahal yang membedakan antara kita dari yang lainnya adalah ketika sudah bermitra, hasilnya sudah pasti kita ambil semua. Walaupun kita tidak ada offtaker-nya," kata dia.

BEKERJA DENGAN PERUSAHAAN BESAR

Umumnya para petani kecil akan mendapatkan keuntungan paling sedikit dalam sistem rantai makanan. Tapi kemitraan dengan perusahaan swasta bisa mengubah nasib mereka menjadi lebih baik.

Presiden Joko Widodo sebelumnya menyerukan perusahaan-perusahaan swasta untuk bekerja sama dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan daya saing mereka.

Presiden Indonesia Joko Widodo. (REUTERS/Edgar Su/File Photo)

Arsjad Rasjid, ketua umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia, mengatakan bahwa peran perusahaan swasta adalah untuk transfer pengetahuan dan teknologi kepada petani dan memperluas akses mereka kepada pendanaan.

Perusahaan swasta juga diharapkan mampu membantu petani dalam mendistribusikan produk pertanian mereka, serta membuka akses lebih luas untuk pasar nasional dan ekspor.

Sementara para agronom di Beleaf Farm bekerja keras meningkatkan hasil tanam, perusahaan tersebut juga terus berinovasi dan mencari cara baru untuk memastikan tanaman terlindungi dari berbagai perubahan lingkungan. Jika berhasil, inovasi ini bisa diterapkan dan menjadi pelindung dari skenario alam yang sebenarnya.

Perusahaan itu juga harus memastikan bahwa hasil tani dapat dikirimkan secara efisien kepada pelanggan.

Hasil pertanian didistribusikan dan dijual melalui lima saluran: ekspor, hotel, restoran dan kafe, toko online, pasar lokal dan supermarket.

Perusahaan juga harus memastikan bahwa hasil tani dapat dikirimkan secara efisien kepada pelanggan.

Bagi Beleaf, tantangannya bukan pada keberlangsungan, tapi biaya yang tinggi dalam prosesnya.

Direktur komersial Beleaf Farms Lim Kiat Boon kepada CNA mengatakan: "Menggunakan metode pertanian yang berbeda seperti hidroponik dan organik, artinya ada lebih banyak biaya yang dikeluarkan untuk memproduksinya. Jadi secara alami, itu akan terefleksi pada harga yang kami tetapkan di pasaran.

"Jadi saya pikir akan ada banyak upaya di perusahaan untuk melihat apakah kami bisa mengatasinya."

Seiring meningkatnya perhatian dan kesadaran konsumen beberapa tahun terakhir ini akan asal muasal makanan mereka, perusahaan seperti Beleaf Farms memainkan peranan besar dalam memberdayakan petani melalui solusi berkelanjutan dan membantu memastikan ketahanan pangan.

Baca artikel ini dalam Bahasa Inggris.

Baca juga artikel Bahasa Indonesia ini tentang kekeringan yang melanda beberapa daerah di Indonesia karena fenomena El Nino.

Ikuti CNA di Facebook dan Twitter untuk lebih banyak artikel.

Source: CNA/da(ih)

Advertisement

Also worth reading

Advertisement