JAKARTA, (PR).- Presiden Joko Widodo mengadakan rapat terbatas mengenai pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Istana Negara, Kamis, 18 Januari 2018. UIII direncanakan dibangun di Cimanggis, Kota Depok.

JAKARTA, (PR).- Pemerintah kini tengah mengaji perlu tidaknya jalur kereta cepat Jakarta-Bandung diperpanjang sampai ke Kertajati. Bila jalur kereta cepat jadi diperpanjang sampi ke Kertajati, maka panjang jalur yang akan dibangun mencapai 80 kilometer.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, rencana itu kini tengah dikaji. Rencananya, akhir Februari tahun ini keputusannya sudah bisa keluar.
“Secara teoritis, semakin jauh (jalurnya), maka semakin bagus. Semakin feasible dan jadi preferensi,” katanya di Istana Kepresidenan, Senin, 5 Februari 2018.
Terlebih bila penumpangnya pun semakin banyak yang terlayani, Budi Karya mengatakan hal itu akan membuat proyek semakin feasible. Dalam perencanaan saat ini, jumlah penumpang yang bisa terlayani kereta cepat Jakarta-Bandung adalah sekitar 30.000 penumpang. Bila jalurnya diperpanjang sampai Kertajati, maka jumlah penumpang bisa meningkat lagi.
Lonjakan penumpang
“Begitu ditambah (jalurnya ke Kertajati), meski hanya 80 kilometer, tapi ekstrimlah melonjaknya. Bisa 3 kali lipat. Itu akan jadi lebih feasible,” ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, presiden meminta agar akhir bulan ini telah ada evaluasi terintegrasi mengenai kereta cepat Jakarta-Bandung. Luhut diminta presiden untuk mengkoordinasikan kepada kementerian terkait mengenai proyek kereta cepat.
“Kami membuat assessment kajian bersama semua kementerian/lembaga terkait,” ujarnya.
Menurut dia, bila belajar dari pengalaman membuat light rapid transit, maka pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung tidak bisa ditangani satu kementerian saja. Namun harus bersama-sama kementerian lainnya yang tugas pokok dan fungsinya tersentuh oleh proyek tersebut.***