Ternyata Pertumbuhan E-Commerce secara Tidak Langsung Promosikan Produk Impor

Ilustrasi Belanja Online/DOK BCA

JAKARTA, (PR).- Kontribusi produk lokal yang terpampang dalam daftar barang di pasar online (online marketplace) di Indonesia hanya mencapai 6-7 persen. Kondisi itu menyebabkan pesatnya pertumbuhan perdagangan digital di Indonesia. Namun, pada akhirnya secara tidak langsung pasar online mempromosikan produk impor.

"Ini berdasarkan data terbaru tahun 2018. Di satu sisi kita senang ‎karena pertumbuhannya meningkat. Tapi di sisi lain, spending investasi startup e-commerce yang besar. Akhirnya justru secara tidak langsung mempromosikan produk impor," ujar Ketua Kamar Dagang Industri, Rosan Roeslani, di Jakarta, Jumat, 2 Februari 2018.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan impor barang konsumsi melonjak tajam seiring dengan pesatnya pertumbuhan perdagangan digital dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2016, pertumbuhan impor barang konsumsi meningkat sebesar 13,54 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara pada 2017, pertumbuhan impor barang konsumsi meningkat sebesar 14,69 persen dibandingkan tahun 2016. Padahal pertumbuhan impor barang konsumsi pada tahun 2012 sampai 2015 terus menurun hingga mencapai minus.

Ganggu ekonomi Indonesia

Menurut Rosan, kondisi ini tidak normal dan bisa menggangu pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Karena jika barangnya dari luar, produksinya di sini tidak ada. Selanjutnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,"kata dia.

Dia mengatakan, pemerintah perlu mengajak para marketplace yang ada di Indonesia untuk bekerja sama dalam memasarkan barang produksi asli Indonesia. Salah satu caranya yaitu dengan memberikan insentif bagi marketplace yang menyediakan tempat atau melakukan promosi khusus barang lokal Indonesia.

"Kalau mewajibkan itu akan sulit. Tapi dengan insentif, marketplace akan terpacu untuk memasarkan produk lokal. Misalnya dengan pengurangan pajak atau tidak ada sama sekali," katanya.

CEO Blibli.com Kusumo Martanto mengakui bahwa produk impor mendominasi penjualan di marketplace-nya. Dari 2,5 juta barang yang dijual di Blibli.com, produk lokal Indonesia hanya sekitar 50 ribu-100 ribu item. Itu berarti, produk lokal di marketplace tersebut bahkan tidak mencapai 5 persen.

Hal serupa dikatakan Chief Marketing Officer Lazada, Achmad Alkatiri. Dia mengatakan, lebih dari 90 persen produk yang dijajakan di Lazada adalah produk impor. "Sebenarnya produk yang dijual secara langsung oleh seller luar negeri itu sedikit. Tapi yang banyak adalah seller-nya orang Indonesia, tapi dia impor barang untuk dijual di e-commerce," kata dia.

Masuk perdagangan digital

‎Sementara itu Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pihaknya akan segera merumuskan cara untuk mendorong lebih banyak lagi produk lokal yang masuk e-commerce. "Dimulai dengan mengajak bicara pelaku e-commerce yang besar-besar mulai bulan ini juga," ujar dia.

Dia mengatakan, Kementerian Perdagangan meminta agar marketplace bisa memasukkan produk-produk UKM. "Minimal adalah UKM binaan kita yang sudah terseleksi dari sisi kualitas maupun kuantitas," ujarnya.

Enggar menambahkan, dirinya juga akan meminta kepala dinas untuk mengajak pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia masuk perdagangan digital. "Kita dampingi, jangan sampai konsumen kapok. Kalau perlu, e-commerce kita minta bantu ekspor produk kita ke luar negeri," kata Enggar.***

You voted 'senang'.

Baca Juga

Pemerintah Permudah Tenaga Kerja Asing Masuk

JAKARTA, (PR).- Pemerintah akan mempermudah masuknya tenaga kerja asing. Kemudahan ini terutama di sektor-sektor tertentu seperti perdagangan online, instruktur vokasi, dan tenaga perwatan mesin.

Rp 5,5 Triliun untuk Bangun 1.598 unit Pasar Tahun Ini

JAKARTA, (PR).- Kementerian Perdagangan menargetkan pembangunan pasar rakyat sebanyak 1.592 unit tahun 2018 ini. Angaran yang dialokasikan untuk membangun pasar rakyat tersebut adalah senilai Rp 5,5 triliun.