CIMAHI, (PR).- Neneng Hatidjah (77) dan dua anaknya Erna Rendrasari (48) dan Denny Rohmat (43) dirujuk ke rumah sakit untuk memastikan kondisi kejiwaannya. Observasi bakal dilakukan hingga muncul kepastian status kesehatan jiwa ketiganya.

CIMAHI, (PR).- Polisi terus melakukan pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) terkait kasus penemuan kerangka manusia di dalam rumah di Gg. Jeruk Kompleks Nusa Indah VI RT 7 RW 17 Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Termasuk, kemungkinan adanya sisa daging milik jasad Nanung Sobana (85) dan anaknya Hera Sri Herawati (50).
Kasatreskrim Polres Cimahi, AKP Niko N. Adiputra, pihaknya segera melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang untuk melakukan pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) terkait kasus penemuan dua kerangka manusia.
"Ke mana daging dari dua jasad yang disimpan di dalam rumah, salah satunya itu yang akan kami cari," ujarnya, Kamis 1 Februari 2018.
Tim Inafis Polres Cimahi yang sebelumnya melakukan pemeriksaan kerangka di tempat penemuan dan pengumpulan barang bukti tak menemukan bagian daging dari kerangka tersebut. "Maka akan kita olah TKP ulang siapa tahu ada petunjuk lain, menelusuri kemana bagian daging dari dua jasad, apakah dibuang atau seperti apa. Itu yang mau kami pastikan" ucapnya.
Dia juga mengumpulkan informasi dan keterangan dari saksi. Terkait penetapan status, Niko belum bisa memastikan selama tim kedokteran rumah sakit yang menangani pihak keluarga jasad yaitu istri Nanung, Neneng Hatidjah (77) dan dua anak lainnya Erna Rendrasari (48) dan Denny Rohmat (43) belum memberikan hasil observasi.
Hasil observasi
"Harus menunggu dulu hasil observasinya seperti apa. Karena kalau kondisi kejiwaannya ternyata terganggu, ya kasusnya tidak bisa dilanjutkan. Tapi kami tetap akan melaksanakan pembongkaran makam Nanung dan Hera, terlepas dari seperti apa kondisi Neneng," tuturnya.
Atas permintaan Hera, saat dia meninggal jasadnya tak dikubur dan dirawat di rumah. Penanganan jenasah hingga tersisa tulang belulang layaknya merawat orang sakit, dilap menggunakan kain lembut basah hingga mengganti selimut berupa sarung tiap 3 hari. Hal serupa diterapkan saat Nanung menyusul kematian Hera.
Saat terungkap pada Selasa 30 Januari 2018, jasad Nanung Sobana dan Hera sudah menjadi kerangka di rumahnya. Seluruh kulitnya sudah mengelupas.***